Views
Selama 20 tahun terakhir, warga Amerika Serikat berkembang menjadi masyarakat yang suka manis-manis alias sweet tooth. Dalam jenjang waktu 20 tahun anak-anak AS jadi gemuk. Harvard Health Letter memperkirakan, alasan utamanya adalah pemanis yang ditambahkan ke dalam minuman.
Pemanis dalam minuman kola dan jus kemasan dianggap sangat tidak sehat. Minuman manis itu memperbanyak asupan kalori per hari, padahal mereka tidak mengurangi kalori yang diasup dari makanan, sehingga dengan mudah jadi kegemukan. Kalau sudah kegemukan, penyakit diabetes mengintai setiap saat.
Peneliti di University of Vermont, the University of British Columbia dan ENVIRON Health Science Institute, pernah meriset pola makan 3.000 anak dan remaja usia 2 hingga 18 tahun. Ternyata anak-anak itu mendapatkan kalori sangat besar dari minuman bersoda daripada makanan, bahkan lebih banyak dari cake dan kue-kue.
Dalam 30 tahun terakhir, menurut National Soft Drink Association, konsumsi soda di AS meningkat tiga kali lipat.
Bagaimana di Tanah Air? Tampaknya tak jauh berbeda. “Minuman manis bukan satu-satunya yang disalahkan. Namun, banyak bukti mengatakan, minuman berkalori menyebabkan kelebihan kalori. Ini mendatangkan tren berupa kenaikan berat badan,” kata Richard D. Mattes, ketua peneliti di Purdue University.
Tim peneliti di British Columbia juga menemukan kesukaan minum soda dan jus manis meningkat segera setelah anak-anak mengurangi kebiasaan minum susu. Ketika si kecil memasuki masa remaja, porsi jus dan soda bergula meningkat dua kali lipat.
Para ahli menyarankan, kurangi minuman manis dan perbanyak susu, sumber gizi yang dibutuhkan remaja untuk tumbuh. Susu mengandung protein, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral berupa zinc, kalsium, fosfor, magnesium, potasium.
Sadar akan bahaya minuman berkalori, bulan Maret 2006 Beverage Guidance Panel mengeluarkan sistem panduan konsumsi minuman. Panel itu merekomendasikan konsumsi tak lebih 250 ml minuman soda manis, jus buah, atau minuman energi per hari. (Diyah Triarsari/Tabloid Gaya Hidup Sehat ed. 517)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar