Views
DI KOLONG DIPAN...
"Dokter, saya sulit sekali tidur."
"Kenapa?"
"Setiap kali mau tidur saya selalu merasa ada sesuatu di kolong dipan saya."
"Oh, gitu, ya."
"Ya, Dok. Ada solusi."
"Ada. Anda setidaknya memerlukan dua belas kali sesi pertemuan."
"Berapa biayanya Dok?"
"Per sesi Rp. 250.000."
"Baiklah Dok. Kapan mulainya."
"Mulai minggu depan. Seminggu tiga kali pertemuan. Jadi dalam empat bulan, saya jamin keluhan itu hilang."
Setelah beberapa minggu, dokter tersebut bertemu kembali calon pasiennya.
"Kenapa Anda tidak datang kembali?"
"Tidak Dok."
'Apakah keluhannya sudah hilang?"
"Sudah Dok."
"Siapa yang memberikan solusi?"
"Tukang kopi."
"Maksudnya?"
"Sepulang saya dari dokter tempo hari, saya pergi ke kedai kopi."
"Lantas?"
"Pak Tua pemilik kedai kopi itu yang memberikan solusi."
"Caranya."
"Dia bilang potong saja kaki tempat tidurnya."
"Oh gitu ya?"
"Iya Dok. Setelah digergaji, saya tak lagi merasa ada sesuatu di kolong dipan saya," ungkap pasien itu, "dan saya cuma habis Rp 5.000 untuk itu semua.
DAMAI ITU INDAH...
Bodro sedang buru-buru mau nemui Dirham yang sudah sejam menunggunya di Ratu Plaza. Dari arah Senopati, Bodro segera aja ambil jalan ke Sudirman. Mendekati lampu merah Patung Gelora Pancasila -itu lho patung lelaki manggul api terbakar. kagak ada matinye deh itu avie- Bodro distop petugas dishub.
"Maaf Pak, apa bapak sendirian bawa mobil."
"Ya iya. Lihat saja sendiri. Ada apa?"
"Bapak memasuki kawasan tri in wan."
"Maksudnya?"
"Bapak melanggar!"
"Oh, gitu ya."
"Iya."
"Lantas?"
"Silakan mobil Bapak pinggirkan."
Bodro menurut.
"Ada SIM dan STNKnya?"
Bodro mengeluarkan SIM dan STNK.
"Jadi gimana nih Pak?"
Bodro celingukan, ""Maksudnya?"
"Apa bapak bersedia ditiliang?"
Bodro memerhatikan petugas itu, "Maksudnya?"
"Gini ajalah Pak," kata petugas itu, "damai sajalah."
Bodro segera menjulurkan tangannya. Mengajak salaman.
"Pak, mana seratus ribunya?"
"Maksudnya?"
"Biasalah," kata petugas itu sambil menjentikkan ibu jarinya dengan jari telunjuk berulang-ulang.
"Oh, gitu tho," ujar Bodro mahfum.
Ternyata DAMAI itu INDAH.
MENGELUS SAJA...
Seorang lelaki mendatangi Pastor untuk meminta pengampunan dosa.
"Bapak saya dan pacar saya hampir melakukan perzinahan," kata lelaki itu.
"Coba jelaskan apa maksudmu "hampir" melakukan?" Tanya pastor.
"Semalam saya dan pacar saya bergumul. Bahkan kami sudah membuka celana dalam masing-masing," jelas lelaki itu, "saya kemudian berhenti setelah sempat mengelus-elus anunya. Pacar saya juga. Saya tidak memasukkan anu saya."
"Ah, itu sama saja sudah melakukan pezinahan," jelas Pastor.
"Oh, gitu, ya. Jadi, saya harus bagaimana?" Tanya lelaki itu.
"Segera berdoa tobat danmasukkan donasi ke kotak sumbangan," jawab Pastor.
"Baiklah," ujar lelaki itu.
Lelaki itu segera berjalan menuju altar dan berdoa hingga beberapa saat. Setelah itu, ia menghampiri kotak sumbangan, mengelusnya lalu berjalan menuju pintu keluar. Pastor yang memerhatikan lelaki itu segera memanggilnya kembali.
"Kenapa tidak memasukkan donasi ke dalam kotak sumbangan?"
"Saya kan cuma mengelus-elus saja," jelas lelaki itu, "katanya sama saja."
TUJUH JERUK LIMO...
Pagi-pagi sekali seorang wanita paruh baya mendatangi Pastor. Ia ingin mengaku dosa.
"Bapak, beri anakmu ini pengampunan."
"Apa yang telah kau lakukan, Anakku?"
"Saya telah selingkuh. Semalam saya dan kekasih saya main sampai tujuh ronde."
Agak lama Pastor mengamati wajah wanita itu.
"Coba peras tujuh buah jeruk limo dan langsung diminum."
"Apa tujuh jeruk limo akan segera menghapus dosa saya?"
"Tidak!," Kata Pastor tegas, "itu akan menghapus senyum berseri-seri di wajahmu."
(Sumber: facebook.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar